Hari raya Kuningan tahun ini jatuh pada tanggal 14 Januari 2023. Kuningan adalah salah satu hari raya umat Hindu yang menjadi lanjutan dari rangkaian hari raya Galungan. Pelaksanaannya bertepatan 10 hari setelah perayaan Galungan.
Pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu melakukan persembahyangan menghadap para dewa dan para leluhur. Persembahyangan ini dilakukan dengan menyiapkan sesajen dengan isi ajengan (nasi) yang berwarna kuning.
Ajengan yang berwarna kuning memiliki arti simbol kemakmuran. Hal ini diartikan sebagai bentuk terima kasih karena beliau telah melimpahkan rahmatnya untuk kemakmuran di dunia ini.
Sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Kuningan, umat Hindu melaksanakan Hari Penampahan Kuningan sebagai bentuk persiapan untuk menyambut Hari Raya Kuningan. Hari Penampahan Kuningan ini dilaksanan setiap Sukra Wage Wuku Kuningan.
Persiapan penyambutan dilakukan dengan menyembelih hewan ternak dan membuat sesajen untuk persiapan sembahyangan pada Hari Raya Kuningan keesokan harinya.
Makna perayaan hari raya Kuningan yaitu sebagai hari kemenangan dharma melawan adharma. Umat Hindu merayakannya sebagai wujud kemenangan kebaikan dalam melawan kejahatan.
Dalam kepercayaan Hindu, dahulu pernah terjadi peperangan antara Bhatara Indra melawan Mayadenawa. Bhatara Indra sebagai simbol dharma (kebaikan), menang atas Mayadenawa yang menjadi simbol adharma (kejahatan). Lalu, muncullah perayaan Galungan - Kuningan untuk merayakan kemenangan.
hari raya Kuningan yang juga disebut Tumpek Kuningan, jatuh pada hari Sabtu Kliwon, wuku Kuningan. Di saat ini semua umat Hindu melakukan pemujaan untuk para Dewa, Pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan, hingga tuntutan lahir batin.
Ketika hari Kuningan tiba, diyakini para Dewa, Bathara, dengan diriingi para Pitara turun ke bumi hingga tengah hari. Oleh sebab itu, umat Hindu akan melakukan upacara dan persembahyangan sampai tengah hari.
Saat persembahyangan turut dihaturkan sesajen yaitu tebog, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi pada palinggih utama. Sementara di palinggih lebih kecil disajikan nasi selangi, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi.
Pada palinggih di semua bangunan disematkan gantung-gantungan, tamiang, dan kolem. Setiap rumah tangga saat Kuningan turut membuat dapetan yang berisi sesayut prayascita luwih nasi kuning dengan lauk daging bebek atau ayam.